Mimpi (1)

05.05 0 Comments

    Dana bersedih karena ia diolok-olok temannya gara-gara nilai ulangannya kata Grafile jelek. Bu Guru hanya membagikan ulangan semua siswa kepada satu orang murid, yaitu Grafile, ketua kelas 12 SMA itu. Bu Guru menyuruh Grafile membagikannya pada tanggal 01 November 2015. Sekarang masih tanggal  31 Oktober. Tak ada yang tahu hasil ujian kelulusan masing-masing siswa, kecuali Grafile Tetapi, Bu Guru tidak memberikan hasil ulangan Grafile sendiri, karena ia tidak ingin Grafile memamerkannya kepada semua siswa dan siswi di kelas 12 SMA itu. Tak seorangpun boleh mengetahuinya. Grafile adalah laki-laki tukang pembuat onar di sekolah. Dana yakin, pasti Grafile berbohong. Tapi, mau tak mau, Dana tak bisa mengetahuinya.
                                                                        ***
            Malam harinya, Dana tertidur pulas bahkan sampai ia bermimpi. Taka da yang membangunkannya. Dana sampai berjalan sendiri ke ruang tamu akibat mimpinya. Dalam mimpinya, Dana berjalan ke ruang kelas 12 SMA. Setelah itu, ia mendapat perintah dari Bu Guru  untuk membersihkan kelas dalam waktu satu menit. Benar-benar aneh. Dalam waktu satu menit lebih satu detik, Dana disuruh pulang kembali. Tak ada siapa-siapa di sekolah, kecuali Dana dan Bu Guru. Setelah menginjakkan kaki untuk pulang, ia bertemu Amanda, temannya, di jalan. Amanda hanya mengucapkan satu kalimat, yaitu : “Selamat, Dana”. Dana benar-benar tidak tahu maksud dari ucapan Amanda. Dana tidak ulang tahun atau juara lomba, tapi kok mendapat ucapan selamat? Dana buru-buru pulang ke rumah. Sampai di depan rumah Fita, sahabat akrabnya, Dana menemui Fita sedang menyiram bunga dan melambai kepada Dana sambil berkata : “Selamat, ya, Dana”. Dana hanya bisa tersenyum membalas sapaan Fita. Padahal, dia masih bingung dengan semua ini. Tak hanya sapaan dari kedua temannya. Ketika Dana menginjakkan kaki di mulut pintu masuk rumahnya yang kaya, mriah, dan tingkat itu, Kakak dan Adik Dana kembali mengejutkannya. “Baaaaa!!”. Dana benar-benar kaget. Rambutnya yang diore, tertiup angin yang semilir denga sepoi-sepoi dari arat barat daya. “Hahahaha, Dana! Kamu kaget, ya?”, tawa Kak Ina, Kakak Dana, membuat Dana cemberut, meskipun hanya dibuat-buat atau pura-pura. “Ah, Kak Dana ini. Cemberutnya lucu banget?!”, goda Adik Dana kemudian. Dana kembali tertawa terbahak-bahak, yang disusul  oleh kedua saudara perempuan itu. Mereka membuat semua sesuasana di saat itu menjadi gelak tawa yang keras, sehingga membuat kegaduhan. Mama yang mendengar kegaduhan itu menghampiri mereka bertiga. “Ada apa, sih? Ramai banget. Ada yang lucu-lucu, ya? Mama ikut bergurau, dong…”, Mama ikut-ikutan memanasi suasana yang penuh dengan tawa pada saat itu. “Hahahahahaha, Mama! Dana hebat, ya!”, ujar Adik Dana, Karin. “Iya. Selamat, ya, Dana! Mama dan Kak Ina benar-benar bagga denganmu”, kata Mama yang membuat Dana kembali bingung. “Maksud Mama, Kak Ina, dan Karin itu bagaimana, siiih? Aku tuh bingung, tahu, nggak?”, tanya Dana dengan ekspresinya yang semakin bingung. “Bingung yang suuuuuuuper atau kepo aja?”, goda ketiganya dengan mimik wajah berniat menggoda Dana. Dana semakin serius (agak menahan amarah). “Ya udah, ya udah. Jangan nangis, dong, Dana…. Kakak, Mama, dan Karin itu bangga karena kamu telah berhasil menyelesaikan ujian kelulusan ini. Dan hasilnya, kamu juara satu, loh! Selamat banget, ya…. Sekali lagi, Kakak bener-bener banggaaaaaaaaaa sekali sama kamu! Ya kan, Ma, Dik!”, ucap Kak Ina dengan mata berkaca-kaca. “Ya, nih, Dana… Kamu pura-pura bingung, ya, tadi? Bukannya kamu sudah tahu, dari sekolah, kalau hasilnya peringkat pertama?”, tanya Mama membenarkan kebingungan Dana tadi. “Ya ampun, Mama! Orang aku aja baru tahu sekarang, kok! Wajar dong, kalau aku bingung seperti tadi!”, ujar Dana ketus. Dalam hatinya, ia menahan amarah. Telah segenap menit berlalu, berganti dengan suasana yang membingungkan bagi Dana. Ia benar-benar tak tahan lagi, harus bagaimana ia sekarang. Dalam hatinya, yang ada hanyalah rasa amarah yang berpadu dengan rasa senang. Baginya, ini adalah hari yang membingungkan. Supeeeeeeeeeeeeeeeeeeer membingungkan.
                                                                        ***
            Pagi hari telah menjelang. Dana terbangun dari mimpi dalam tidur nyenyaknya itu. Bangun pagi, rasanya kebingungannya mulai mereda setelah membasahi mukanya menggunakan air dingin yang segar. Apakah nanti teman-teman akan mengejeknya lagi? Dalam hati, ia selalu berkata, “HANYA TUHAN YANG TAHU HASILNYA”. Tetapi, Mama selalu mengingatkan Dana untuk tidak berkata seperti itu saat ujian. “Na, cepetaaaaaan! Udah jam segini!”, teriak Mama. “Okeee!”, jawab Dana, kemudian keluar dari kamar mandi, kemudian memakai seragam, lalu sarapan. “Ma! Dana berangkat sekolah dulu, ya!”, kata Dana. Mama tersenyum. Dana mencium tangan Mama, lalu pergi ke sekolah.
BERSAMBUNG…

                                                                        

Berbagi Cerita

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

0 komentar: