Gara-gara Ulat

16.00 0 Comments

      "Han, hati-hati, ya. Sekarang sudah memasuki musim ulat, loh! Nanti, kalau kamu digigit ulat, hiiiii!...”, kata Kak Furi kepada Hanah. “Memangnya ulat apa sih, Kak?”, tanya Hanah. “Banyak! Tahun lalu, waktu musim ulat tiba, kakak juga pernah digigit ulat! Kakak tuh pernah digigit ulat bulu, ulat biasa, ulat…-“, perkataan Kak Furi di potong oleh Hanah. “Stop-stop-stop! Kakak tadi bilang, ulat bulu?”. “Hahahaha! Hanah… Hanah… Kamu takut, ya? Hahahaha!”, tawa Kak Furi. Hanah menutup mulutnya. ‘Oh my God’, batin Hanah. “OMG! Gitu ya! Hahaha”, tawa Kak Furi semakin menjadi.  Hanah sebal dengan sikap Kakaknya itu.
                                                ***
          “Haaaaan, awaaaaaas!”, teriak teman-temannya ketika bersama-sama berangkat sekolah. “Apa siiiih?”, tanya Hanah bingung menyikapi perilaku temannyaitu. “Di bahumu, hiiiiii”, kata mereka. Hanah pun langsung menengok kearah bahunya. Secara spontan, Hanah juga langsung teriak, “Aaaaaaah! Ulat Bulu!”. OMG! Teman-temannya pun juga langsung berlari meninggalkannya. Untunglah, karena Kak Furi libur sekolah, dan kebetulan sedang jalan-jalan, dan bertemu dengan Hanah. “OMG! Hanah! Nih, Kakak ambil, yah!”, kata Kak Furi sambil mengambil ulat bulu itu menggunakan ranting.  “Makasih Kak! Aku buru-buru nih!”, kataku, kemudian lari menuju sekolah. Gerbang sudah ditutup! Hanah pun dihukum berdiri di depan kelas sampai pulang sekolah.
                                      ***

          “Ini semua gara-gara ulat!”, Hanah pun menangis di rumah, tepatnya di kamarnya. “Ada apa  sih, cantik?”, tanya Kak Furi. Hanah pun menjelaskan semuanya. “Ini bukan gara-gara ulat, ini cuma kebetulan, kok. Senyum doooong!”, goda Kak Furi. Hananh pun tersenyum, kemudian tertawa bersama. Akhirnya Hanah sadar, bahwa kejadian tadi hanya kebetulan saja.

Berbagi Cerita

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard. Google

0 komentar: